Font Size:
PEMBERONTAKAN RATU ADIL DARMOJOYO: Mesianisme dalam Gerakan Lokal di Distrik Warujayeng, Afdeeling Berbek Tahun 1907
Last modified: 2018-09-03
Abstract
Mesianisme sering menjadi penggerak dalam lahirnya tindakan subversif.
Peristiwa tersebut juga terjadi di Afdeeling Berbek, Karesiden Kediri. Darmojoyo
menasbihkan diri sebagai seorang Ratu Adil di usia 60 tahun. Perlawanan
terbesar gerakan lokal Darmojoyo terjadi pada 29 Januari 1907. Tujuan dari
penelitian ini adalah (1) mengetahui biografi Darmojoyo; (2) mengetahui faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya pemberontakan Darmojoyo di Afdeeling
Berbek pada tahun 1907; (3) mengetahui bentuk perlawanan yang dilakukan
Darmojoyo. Penelitian ini menggunakan metode historis yang terdiri dari langkah-
langkah penelitian: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian
ini menunjukan: (1) Darmojoyo berasal dari Afdeeling Kudus, Semarang.
Seorang ahli pengobatan, ahli ilmu kebatinan, dan memiliki kekayaan. Hal ini
yang membuatnya dihormati dan disegani; (2) pemberontakan ini dilandasi
kekecewaan Darmojoyo terhadap pemerintah kolonial serta keyakinannya dalam
konteks mesianisme, bahwa ia menganggap dirinya sebagai eksekutor dari
penguasa yang lalim, serta akan mendirikan sebuah pemerintahan baru yang adil
dan lebih baik; (3) pemberontakan ini beranggotakan para murid, kerabat, dan
keluarga dari Darmojoyo. Darmojoyo menjadikan rumahnya sendiri sebagai basis
pertahanan. Akhir dari perlawanan ini adalah tewasnya Darmojoyo dan beberapa
wedana di Afdeeling Berbek.
Peristiwa tersebut juga terjadi di Afdeeling Berbek, Karesiden Kediri. Darmojoyo
menasbihkan diri sebagai seorang Ratu Adil di usia 60 tahun. Perlawanan
terbesar gerakan lokal Darmojoyo terjadi pada 29 Januari 1907. Tujuan dari
penelitian ini adalah (1) mengetahui biografi Darmojoyo; (2) mengetahui faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya pemberontakan Darmojoyo di Afdeeling
Berbek pada tahun 1907; (3) mengetahui bentuk perlawanan yang dilakukan
Darmojoyo. Penelitian ini menggunakan metode historis yang terdiri dari langkah-
langkah penelitian: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian
ini menunjukan: (1) Darmojoyo berasal dari Afdeeling Kudus, Semarang.
Seorang ahli pengobatan, ahli ilmu kebatinan, dan memiliki kekayaan. Hal ini
yang membuatnya dihormati dan disegani; (2) pemberontakan ini dilandasi
kekecewaan Darmojoyo terhadap pemerintah kolonial serta keyakinannya dalam
konteks mesianisme, bahwa ia menganggap dirinya sebagai eksekutor dari
penguasa yang lalim, serta akan mendirikan sebuah pemerintahan baru yang adil
dan lebih baik; (3) pemberontakan ini beranggotakan para murid, kerabat, dan
keluarga dari Darmojoyo. Darmojoyo menjadikan rumahnya sendiri sebagai basis
pertahanan. Akhir dari perlawanan ini adalah tewasnya Darmojoyo dan beberapa
wedana di Afdeeling Berbek.
Keywords
Darmojoyo, Ratu Adil, Afdeeling Berbek
Full Text:
PDF